Monday, September 14, 2009

Apa lagi yang harus di ributkan??

Ribut-ribut soal klaim budaya yang kerap dilakukan oleh negara tetangga sempat membuat hubungan Indonesia dengan negeri jiran ini memanas. Betapa tidak, terlalu sering negara tetangga ini memancing kemarahan masyarakat Indonesia dengan mengklaim berbagai budaya Indonesia. Seandainya negara tetangga ini tidak gegabah dalam mempublikasikan suatu produk budaya yang bukan miliknya, untuk tujuan "komersil" secara sepihak, mungkin keadaannya akan lain. Negara serumpun seharusnya seperti suatu persahabatan, teman senasib dalam suka dan duka, saling tolong dan menolong satu sama lain. Bukan untuk saling menyinggung apalagi saling mengklaim milik orang lain.


"6 Budaya Indonesia diakui secara Internasional"


Setelah melalui proses yang cukup alot, akhirnya perjuangan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO secara Internasional akhirnya tercapai juga. Berikut adalah budaya-budaya yang diakui oleh UNESCO sebagai budaya Indonesia antara lain :


1. WAYANG KULIT

UNESCO pada tanggal 7 November 2003 telah menetapkan bahwa Wayang Kulit adalah warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika mengungkapkan, sejak 7 November 2003 lalu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah mengakui wayang sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.


2. KERIS

United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang merupakan organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengukuhkan Keris Indonesia sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia. "Dunia telah mengakui keberadaan keris Indonesia, sekaligus mendapat penghargaan dunia sejak 25 November 2005," kata pendiri sekaligus Direktur Museum Neka Ubud, Pande Wayan Suteja Neka, Kamis (17/7).


3. BATIK

Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dipastikan akan mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya warisan dunia asli Indonesia pada Oktober 2009 mendatang di Perancis.

Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman di Surakarta, Selasa (2/6/2009).“Butuh waktu tiga tahun untuk pengajuannya,” katanya. Sebelumnya, wayang dan keris juga telah mendapat pengakuan yang sama dari UNESCO beberapa waktu lalu.

“Enam negara yang merupakan perwakilan dari UNESCO telah melakukan pengkajian terhadap budaya batik,” kata Tjetjep. Setelah melakukan kajian serta verifikasi selama tiga tahun, akhirnya terdapat pengakuan terhadap budaya batik sebagai budaya milik Indonesia. “Penetapannya pada 28 September 2009 besok” kata Tjetjep. Sedangkan pengukuhannya baru akan dilakukan pada 2 Oktober 2009 di Perancis.

Sementara itu, perusahaan swasta produsen film dokumenter asal Malaysia, yakni KRU Sdn. Bhd. telah membuat film berjudul "Batik". Di situ dijelaskan bahwa batik Malaysia berasal dari batik Jawa yang telah didesain menurut kultur Melayu di Malaysia. Begitu pula sejarah datangnya batik Jawa ke negara Malaysia.

Ada satu hal lagi yang lebih penting: Malaysia tidak pernah mematenkan Batik karena Batik milik Indonesia. Yang dipatenkan oleh Malaysia hanya motif dan corak bukan Batiknya. "Kita sudah bicara dengan pihak budaya Malaysia dan mereka katakan tidak pernah patenkan batik. Yang dipatenkan motif dan coraknya," kata Sekretaris I Penerangan & Humas KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Eka A Suripto, Jumat (16/11/2007). Eka mengaku sudah melihat motif atau corak yang dipatenkan Malaysia dan bentuknya berbeda. "Motif Malaysia itu jarang. Kecuali kalau kita bisa buktikan. Dia tidak berani memakai motif batik Solo atau Pekalongan," imbuhnya.

Walaupun meskipun Malaysia tidak mematenkan batik, pemerintah RI tetap harus mematenkan Batik ke UNESCO - PBB untuk mengantisipasi adanya klaim batik oleh negara asing di masa-masa mendatang. Dan penetapan maupun pengukuhannya rencananya akan dilakukan pada tanggal 28 September 2009 dan 2 Oktober 2009 di Paris, Perancis.


4. RASA SAYANGE

Rasa Sayange

Reffrain:
Rasa sayange... rasa sayang sayange...
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange

Bait:
Mana kancil akan dikejar, kedalam pasar cobalah cari...
Masih kecil rajin belajar, sudah besar senanglah diri
Si Amat mengaji tamat, mengaji Qur'an di waktu fajar...
Biar lambat asal selamat, tak kan lari gunung dikejar
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi...
Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi

Pemerintah Malaysia akhirnya menyerah soal polemik lagu Rasa Sayange. Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia Rais Yatim telah bertemu dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Dalam pertemuan itu, Malaysia mengakui bahwa lagu Rasa Sayange adalah milik Indonesia.

Ketua Umum DPP Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) Dharma Oratmangun mengatakan, dalam kunjungan ke Malaysia, lahir kesepahaman antara Jero Wacik dan Rais Yatim. "Persoalan lagu Rasa Sayange selesai. Secara de facto, Malaysia mengakui itu milik Indonesia," kata Dharma pada tanggal 12 November 2007.


5. REOG PONOROGO

Pemerintah Malaysia akhirnya Mengakui bahwa Reog Ponorogo adalah milik Indonesia. Tetapi, memang kebudayaan tersebut telah disebarkan di Johor dan Selangor oleh masyarakat Ponorogo yang tinggal di Malaysia sejak bertahun-tahun lalu.

"Reog tetap masih milik bangsa Indonesia" ujar Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Mohammad Zin dari atas mobil pengeras suara milik pendemo, di depan Kantor Kedubes Malaysia, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 29 November 2007.

Zainal yang mengenakan baju koko berwarna biru itu, juga menegaskan sejarah berkembangnya Reog Ponorogo yang di Malaysia disebut sebagai Tarian Barongan.

"Sejarahnya rakyat Ponorogo pernah hijrah ke Johor dan Selangor. Anak cucu dari rakyat ini mengembangkan kebudayaan Reog Ponorogo yang mereka bawa dari Ponorogo. Namun, tetap saja asal-usul budaya ini tetap milik Indonesia," paparnya.


6. Tari Pendet
Discovery Channel Singapore pun sudah meminta maaf atas kelalaian tersebut dan menyatakan dengan jelas bahwa Tari Pendet adalah milik Indonesia, bukan Malaysia.

Dengan demikian, Tari Pendet yang muncul di film promosi Enigmatic Malaysia bukanlah promosi wisata Malaysia. Bukan juga diproduksi dan didanai oleh kementerian pariwisata, kementerian kebudayaan Malaysia atau PH Malaysia, tapi dibuat oleh Discovery Channel yang berbasis di Singapura.

DC Asia Inc pun sudah mengakui bahwa kesalahan ada di staf bagian promosi mereka. DC Asia Inc pun sudah menyatakan permohonan maaf atas kesalahan itu kepada kementerian pariwisata Indonesia.

Tuduhan Malaysia telah mengklaim tari Pendet Bali itu tidak benar. Dan DC menyatakan tari Pendet itu milik Malaysia juga tidak benar, yang benar tari Pendet itu memang milik Indonesia dan Bali.


Referensi:
http://www.depkominfo.go.id
http://www.indonesia.go.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit
http://www.gp-ansor.org

Sunday, September 13, 2009

"12-09-2009" dear Rio Rinelko

~~My lovely brother~~
~~Happy anniversary of the day of your birth~~




We live in the world so busy and filled
with the necessity and conquering the day
that often we let the moment slip
by forgetting things we need to say...


then the day turn to years so quickly
leaving so much unsaid and undone
so i wanna tell u...right now...this day
your a brother that's "First" to none...

there are thing that i need to tell you
before another day's passed
i wanna thank you for the things that you've done
without having to even be asked...

i want you to know that i am grateful
and appreciate all that you do
but most of all, i want you to know
my dear brother how much i love u
Happy birthday my lovely brother...

"We are not always together, but always Connected."


Konfik indonesia-malaysia, AWAS PIHAK KETIGA...!!!

Sebagai bangsa yang besar dan cukup berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, kita harus pandai meneropong, menyimak dan menyikapi setiap konflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysia.

Sebab, tak mustahil Indonesia-Malaysia memang sedang diadu domba. Ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan ingin meman-cing di air keruh, yang ingin te-rus memperuncing ketegangan antara rakyat Indonesia dan Malaysia melalui media internet, cetak dan televisi.

Siasat yang mereka gunakan, adalah siasat usang namun masih ampuh dalam memancing emosi orang-orang yang kurang berwawasan, kurang berpendidikan atau berpendidikan terbatas. Diantara trik dan siasat yang digunakan adalah dengan dengan memanipulasi rasa nasionalisme. Mereka mengarahkan rakyat Malaysia untuk membenci Indonesia, begitu juga sebalik-nya. Mereka berupaya terus mencari-cari isu tertentu yang bisa dimanipulasi untuk mengadu domba kedua bangsa yang sama leluhurnya, sesama ras Melayu, sahabat dan saudara serumpun Indonesia dan Malaysia.

Kita sebagai media, tentu harus pandai meneropong gejala ini. Sebab siasat dengan menunggangi media cetak dan televisi untuk terus mengompori kedua bangsa saling membenci, merupakan trik yang pa-ling ampuh. Orang-orang semacam ini, juga dapat mengotori dan membuat polusi di cyberspace-internet dengan membuat website, blog, dan group yang isinya dipenuhi sumpah serapah yang menunjukkan kedangkalan mentalitas dan intelektualitas orang-orang di dalamnya. Bahkan banyak orang-orang Malaysia me-nyamar sebagai orang Indonesia di Internet yang kemudian saling menjelekkan dengan harapan dapat memancing kemarahan Rakyat kedua negara.

Dibalik setiap ketegangan antar bangsa/negara, ada para pihak yang memulai dan atau kemudian ikut menunggangi konflik yang terjadi, sehingga mereka sangat berkepentingan untuk melanggengkan konflik yang terjadi dengan mengupayakan segala bentuk adu domba. Kepentingan ideologis, politis, ekonomis adalah motif dari para bandit tak bermoral ini. Sehubungan dengan ketegangan antara Indonesia dan Malaysia.

Mari kita teropong indikasi pihak-pihak yang dapat memanfaatkan konflik ekdua negara ini. Boleh jadi datang dari kalangan pebisnis/Korporasi. Golongan ini adalah mereka yang memiliki kepentingan bisnis baik di Indonesia ataupun di Malaysia yang akan diuntungkan dari konflik Indonesia-Malaysia. Krisis Ambalat misalnya, dipicu oleh kepentingan Shell yang berkepentingan untuk mendapatkan konsesi eksploitasi minyak di kawasan tersebut. Sementara Di Indonesia, ada kalangan yang merasa terancam dengan investasi dan bisnis asing di Indonesia, termasuk Malaysia.

Golongan ini memiliki akses politik dan ekonomis yang luar biasa besar sehingga dapat mempengaruhi hukum, pemerintah, aparat, media, dan masih banyak lagi. Rukun agama korporasi yang paling utama adalah profit yang maksimal bagi pemegang saham, dan untuk tujuan tersebut, para bandit korporasi ini akan menghalalkan segala cara, kalau perlu mengorbankan rakyat di segala belahan dunia (ingat kembali kasus manipulasi data finansial Enron, kasus-kasus lingkungan yang melibatkan perusahaan-perusahaan energi.

Mari juga kita teropong bagimana peran kaum Neo-Imperialis dalam memanfaatkan konflik ini. Kaum neo-imperialis tidak menginginkan stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara. Indonesia dan Malaysia yang damai dan berhubungan baik merupakan mimpi buruk bagi mereka. Terlebih lagi, Indonesia dan Malaysia adalah negara mayoritas Muslim. Golongan ini mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan golongan separatis, dan juga kalangan bisnis. Setiap golongan akan mendapatkan bagian kuenya apabila sampai terjadi konflik frontal antara Indonesia dan Malaysia, dan korbannya tentu saja adalah rakyat Indonesia dan Malaysia sendiri.

Lantas bagimana dengan politisi Musiman/Nasionalis Ekstrimis? Golongan ini tidak memiliki peran signifikan, lebih merupakan peramai atau "tim hore" yang hanya akan mengais-ngais remah-remah kue sisa 4 golongan di atas. Mereka gemar mencari popularitas dengan menunggangi isu-isu politis dan selalu sigap memakai topeng dan baju "Nasionalis", walaupun tujuan mereka hanya sekedar kursi di pemerintahan (mulai dari Kepala Desa sampai Anggota DPR), penyebutan nama mereka di Koran, atau popularitas sesaat.

Di sisi lain mereka terus melakukan korupsi, pungli, maling, narkoba, dan entah apa lagi. Ketegangan antara Malaysia dan Indonesia adalah panggung sandiwara yang tepat bagi mereka untuk mencitrakan diri sebagai sosok nasionalis sejati dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan dangkal emosional yang berbahasa sensasional dan bombastis untuk menaikkan popularitas mereka. Tentu saja para badut munafik ini sangat berkepentingan dengan adanya konflik Malaysia dan Indonesia....